Minggu, 27 Maret 2016

Bahaya Merokok

INFORMASI TENTANG BAHAYA

MEROKOK

Para pembaca yang Budiman, saya sangat pirhatin terhadap lingkungan kita yang kurang peduli dengan hal itu, maka dari itu, saya menghimbau bahwa betapa berharganya hidup ini jika kita hidup sehat tanpa rokok mulailah menyadari dari diri sendiri yang tak lain manfaatnya juga untuk kita sendiri dan juga untuk orang-orang yang ada di sekitar kita.
“Merokok dapat menyebabkan serangan jantung, kanker, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.”  Begitu tulisan yang ada di setiap iklan dan bungkus rokok. Sayang, hingga saat ini belum ada bukti kalau peringatan ini efektif. Buktinya, jumlah perokok tidak banyak berkurang dan selalu ada perokok baru.
Ya,seperti yang kita ketahui dimana-mana kita dapat menemukan orang-orang yang ada disekeliling kita yang sedang merokok tanpa menghiraukan orang-orang yang ada disekitarnya yang sangat membahayakan mereka. Ada banyak hal, yang menjadi akibat dari kebiasaan yang kurang baik itu. Sebagai berikut akan di bahas lebih lanjut.

1.    Merokok dapat menyebabkan kanker payudara

Merokok bisa menimbulkan kanker paru-paru. Ah,itu sudah biasa dengarnya. Saking seringnya hingga merokok mungkin sudah kebal. Namun sebuah penelitian di Jepang memberikan  fakta baru, perokok aktif dan pasif (mereka sering terkena asap rokok) mengalami peningkatan risiko terkena kanker payudara pada masa premenopause.
Para peneliti dari National Cancer Center, Tokyo Jepang, memperkirakan kadar estrogen yang lebih tinggi dalam tubuh wanita premenopouse dan diluar penyebab kanker,seperti tembakau, bekerja bersama-sama dan menjadi bahan bakar bagi perkembangan kanker payudara.
Yang telah menjadi obyek penelitian adalah 22.000 wanita di Jepang berumur 40-59 tahun. 5,7% adalah perokok,1,7% bekas rokok, dan 92,6% belum pernah merokok. Dari yang belum pernah merokok, 69% tinggal atau sering berada di lingkungan penuh asap rokok. Ternyata dari pengamatan diketahui bahwa,dibandingkan dengan wanita bukan perokok dan tidak sering terkena asap rokok, wanita yang pernah merokok dan akan memasuki masa menopause, tiga kali lipat lebih berisiko mengalami perkembangan kanker payudara. Peningkatan risiko perkembangan kanker payudara pada bekas perokok ini, justru tidak didapati pada wanita postmenopause. Sedang wanita premenopause, yang belum pernah merokok tapi sering terekspos asap rokok,memiliki risiko  2,6 kali lipat mengalami perkembangan kanker payudara.

2. Rokok Menyala, Cinta pun Meredup

Kebanyakan wanita jika menjalin hubungan dengan pasangannya, tidak sedikit yang mempermasalahkan yang melarang untuk tetap merokok. Berbagai alasan yang dilontarkan para pria jika berusaha untuk menolak peringatan para pasangannya. Itu justru statement yang baik lho,mereka peduli dengan pasangannya. Tapi, tak keren jika tak ada setangkai rokok merangkai dijari-jari mereka dengan seuntai kata-kata keluar dari mulutnya sambil menghembuskan segerombolan asap.
Ingin sukses menggaet seseorang yang ditaksir? Buang rokok jah-jauh. Dalam survey di Inggris menunjukkan bahwa hamper 80% orang lajang Skotlandia lajang memilih orang yang tidak merokok. Bau apek rokok merupakan alasan utama mengapa mereka manjauhi perokok, selain itu , bergaul  di lingkungan yang penuh asap rokok mengganggu setidaknya 4 dari 10 orang. Sedangkan sepertiga (31%) mengatakan, mereka tidak mau berkencan dengan perokok karena tahu bahaya merokok, yaitu menyebabkan penuaan dini, gigi dan kuku kuning, nafas bau, dan impotensi. Jadi, beri ciuman selamat tinggal pada rokok kalau ingin mendapatkan ciuman dari pacar. Percaya deh, tidak ada sisi romantis dari rokok.

3. Istri kena getah

Para pria boleh tidak peduli dengan kesehatan mereka dengan memilih untuk terus merokok. Tapi ketahuilah, tindakan anda bisa  “mencederai” istri yang berusaha hidup sehat. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Vanderbilt University, Nashville, Tennessee menunjukkan kebiasaan merokok pada para suami meningkatkan kejadian stroke pada istri mereka yang tidak merokok.
Analisa lebih lanjut menunjukkan wanita yang tinggal dengan orang yang masih merokok memiliki 47% risiko lebih tinggi terkena stroke. Dan risiko kejadian stroke juga semakin meningkat sesuai dengan jumlah rokok per hari yang dihisap oleh para suami.

4. Keriput datang.

Kalau iklan menampilkan wanita cantik berkulit kencang dan mulus. Jangan percaya! Mungkin model itu baru sekali merokok. Kenyataan justru rokok “merampok” kalogen sebagai bahan yang membuat kulit elastis.
Merokok 10 menit saja mampu menurunkan suplai oksigen ke tubuh dan kulit selama hamper satu jam. Nikotin, zat dalam dalam rokok mempersempit pembuluh darah dan mencegah darah bersirkulasi ke pembuluh darah kecil pada lapisan atas kulit. Akibatnya kulit perokok lebih cepat berkerut, kerutan pun akan lebih dalam. Bahkan pada umur 40-50 tahun kerutan pada wajah perokok akan sama dengan yang tidak merokok pada saat berumur 60 tahun.Wah, gawat ya!
Parahnya lagi, kerutan tidak akan hilang meski sudah berhenti merokok. Bahkan kerutan yang berat juga pada wanita umur 40-50 tahun yang hanya merokok saat masih remaja. Selain efek pada  kulit, merokok juga menyebabkan rambut lebih cepat menipis dan memutih. Bahkan pria yang merokok dua kali kemungkinan mengalami kebotakan dibanding bukan perokok. Dan pertumbuhan uban lebih dini, 3-6 kali lebih sering terjadi pada perokok.

5. Luka tak sembuh

Merokok sama dengan gaya atau keren? Ah, itu sih omong kosong. Bagaimana mau keren kalau wajah penuh bekas jerawat. Sebuah penelitian yang dilakukan di University of California, Riverside, menunjukkan bahwa asap rokok dapat menunda pembentukan jaringan penyembuh luka. Ini artinya asap rokok memperlambat penyembuhan luka dan meningkatkan risiko terjadinya bekas luka. Akhirnya para peneliti menyimpulkan asap tembakau memperlambat perbaikan luka karena tidakmampuan fibroblasts untuk berpindah ke wilayah luka serta mengarah pada akumulasi sel pada pinggiran luka. Dengan demikian menghalangi pembentukan jaringan penyembuh.
Lebih jauh lagi, asap rokok menyebabkan sel yang harusnya mati malah terus bertahan hidup sehingga terbentuk gutaran. Itulah pulalah yang terjadi pada luka bekas jerawat. Bila seharusnya luka bekas jerawat sedikit demi sedikit memudar, namun bila terkena asap rokok akan lebih lanjut sembuh atau malah menimbulkan bekas.

6. Otak tambah tua

Merokok berguna saat mencari inspirasi atau berpikir, itu alasan beberapa orang untuk menghisap rokok. Padahal secara ilmiah, rokok justru berefek sebaliknya. Membuat otak menjadi malas berpikir.
Penelitian di Eropa yang melibatkan orang tua menemukan, perokok rata-rata lima kali lebih cepat kehilangan kemampuan kognitif dibanding yang tidak merokok.
Jumlah rokok yang dihisap juga mempengaruhi kecepatan penurunan. Menurut Dr. Alewijn Ott, epidemiologist dan biostatistician dari Erasmus Medical Center, Rotterdam, Belanda, semakin banyak rokok yang dihisap, semakin cepat penurunan.
Pada penelitian mereka, 9209 orang berumur 65 tahun ke atas diberi tes syaraf untuk mengukur fungsi kognitif. Para responden juga diberi pertanyaan mengenai sejarah merokok. Kemudian mereka dites kembali dua atau tiga tahun kemudian untuk melihat penurunan intelektual seiring waktu. Hasilnya, ada perbedaan signifikan pada fungsi mental antara perokok dan bukan perokok. Mereka yang tidak merokok hanya mengalami penurunan kemampuan mental 0,03 poin per tahun. Angka yang normal akibat pertambahan usia.
Sedangkan perokok kronis mengalami kehilangan intelektual tertinggi, yaitu 0,16 poin per tahun. Lima kali lebih banyak dibanding yang tidak merokok. Dan yang bekas perokok mengalami penurunan 0.06 poin per tahun.
Namun mekanisme pasti mengapa perokok bias mengakibatkan penurunan kognitif, belum jelas. Para peneliti hanya menjelaskan, nikotin yang menumpuk menyebabkan Atherosclerosis (penyemptan pembuluh darah). Atherosclerosis ini menyebabkan mini stroke yang membunuh jutaan sel otak. Jika seseorang terkena mini stroke secara berulang, dapat menyebabkan performa otak jadi menurun.

7. Diabetes mengintai

Kalau dulu,obesitas atau kelebihan berat badan dan factor genetic selalu dianggap penyebab diabetes mellitus tipe 2, kini rokok juga bias jadi pencetus. Ini sudah dibuktikan oleh dua penelitian, penelitian pertama dilakukan oleh ilmuwan dari University of Science and Tecnology, Norwegia. Penelitian tersebut mempertimbangkan factor gender, umur, berat badan, aktivitas fisik, dan alcohol. Ternyata, hasilnya perokok yang menghabiskan sedikit satu pak sehari memilki risiko 64% lebih tinggi terkena DM 2 dibanding yang tidak merokok. Kondisi sama juga ditemukan pada mereka yang menggunakan rokok berkadar tembakau rendah.
Menurut para peneliti, meningkatnya risiko terjadinya DM 2 karena peningkatan resistansi insulin akibat nikotin pada rokok. Nikotin juga diperkirakan memiliki efek negative terhadap pengeluaran insulin.
Hasil ini diperkuat para peneliti dari Johns Hopkins. Mereka menemukan, orang yang lama merokok menghadapi risiko 50% lebih tinggi mengalami diabetes dibanding yang tidak merokok.
Namun penelitian di Norwegia tidak berhenti begitu saja. Hasil penelitian ternyata mengejutkan. Merokok justru berhubungan dengan penurunan risiko terhadap dua jenis diabetes yang langka, yaitu autoimun diabetes (diabetes karena disfungsi system kekebalan) dan diabetes tipe 1. Nikotin dipergunakan membantu mencegah pemicu autoimun diabetes.
Namun para ahli dari kedua lembaga penelitian tersebut tetap berkesimpungan merokok lebih banyak mudharat daripada manfaatnya. Apakah hasil penelitian ini akan membuat para perokok kapok? Hmmm….sepertinya kecil kemungkinan. Kalau kanker dan serangan jantung saja dianggap angin lalu, apalagi diabetes.

8. Pengaruhi enzim

Ingin tubuh tetap awet muda sampai tua? Hindari rokok. Tak ada tawar menawar untuk yang satu ini. Penelitian terbaru oleh National Institute on Drug Abuse, National Institutes of Health, dan The Department of Energy, menunjukkan kalau asap rokok menurunkan tingkat enzim yang penting, disebut monoamine oxidase (MAO B), pada ginjal, jantung, paru-paru dan limpa. Para peneliti tersebut membandingkan hasil PET (Positron Emission Tomography) scan, yaitu alat teknologi computer dan radioaktif untuk memproduksi gambar proses biokimia dalam system kehidupan. PET scan digunakan untuk manggambarkan aktivitas MAO B pada 12 perokok dan 8 bukan perokok. Peneliti melihat, aktivitas MAO B dalam organ-organ berkurang sepertiga hingga hamper setengah pada perokok dibanding bukan perokok. MAO B sangat penting karena enzim ini memecah bahan-bahan kimia sehingga dapat digunakan oleh sel-sel syaraf untuk berkomunikasi dan mengatur tekanan darah. Selain untuk menurunkan tekanan darah, enzim ini juga dibutuhkan untuk meningkatkan senyawa kimia pada makanan tertentu. Terlalu banyak atau sedikit enzim yang penting ini mempengaruhi kondisi mental dan fisik. Akibatnya, kondisi tubuh jadi lebih cepat tua.

9.    Perlu gambar seram

Gemas dengan berbagai peringatan bahaya merokok yang selalu bagai angin lalu bagi perokok, komisi Eropa meminta pada pemerintah Negara-Negara Eropa untuk menampilkan gambar pada kata-kata peringatan bahaya merokok. Tindakan ini diambil untuk membujuk perokok agar berhenti dan meyakinkan anak-anak supaya tidak pernah mencoba merokok.
Empat puluh dua gambar dikirim kepada kementrian kesehatan nasional negara-negara Eropa. Gambar-gambar tersebut berupa foto-foto penyakit dan kematian, juga gambar besifat humor dan abstrak. Contoh gambar abstrak adalah gambar apel berkerut yang menandakan penuaan dini pada kulit serta rokok yang melengkung mengilustrasikan tentang impotensi.
Kanada, merupakan pionir penggunaan gambar dalam peringatan bahaya merokok ini. Kanada telah menggunakan peringatan dengan gambar selama empat tahun. Menurut mereka, telah ada peningkatan yang cukup berarti terhadap kesadaran bahaya rokok terhadap kesehatan.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Canadian Cancer Society selama satu tahun setelah penggunaan gambar pada bungkus rokok, menemukan, 43% perokok lebih peduli pada kesehatan. Dan 44% perokok mengatakan, gambar tesebut meningkatkan motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok. Dan bagi yang sudah berhenti merokok, 38% mengatakan, peringatan tersebut merupakan factor yang memotivasi mereka untuk berhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar